DISTRIBUSI BAKTERI DI ALAM
I. Mikroorganisme Dalam Air
a. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air
Air tanah mengandung zat organik dan zat anorganik yang merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme. Yang mana zat anorganik diperlukan oleh mikroorganisme autotrof dan zat organik diperlukan oleh mikroorganisme heterotrof. Temperatur juga menentukan populasi dalam air. Temperatur pada 30 C baik sekali bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan maupun manusia.
Sinar matahari terutama sinar U.V dapat mematikan bakteri tetapi daya tembusnya sinar U.V kedalam air tidak seberapa.
Air sumur (tergantung pada lingkungan) umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes kedalam tanah telah tersaring oleh lapisan yang dilewatinya.
b. Air sebagai wahana penyakit menular
Di Indonesia yang beriklim tropis merupakan temperatur optimum sepanjang tahun. Air dialam terbuka selalu mengandung mikroorganisme termasuk bakteri patogen, meskipun bakteri patogen itu umumnya tidak bertahan lama didalam perairan bebas namun pengalaman membuktikan bahwa air dapat merupakan wahana berbagai penyakit seperti Disentri, tiphoid dan kolera.
Beberapa bakteri patogen yang dapat dibawa oleh air adalah :
- Salmonella typhosa : penyakit typhoid
- Salmonella paratyphi (A,B,C) : penyakit paratypoid
- Shigella dysentriae : disentri
- Vibrio comma : kolera
- Clostridium tetani : tetanus
II. Mikroorganisme Dalam Udara
Udara bukan merupakan habitat jasad renik, bakteri diudara sebagai kontaminan yang tersebar diudara melalui butir-butir debu / residu tetesan air ludah yang kering.
Daya tahan jasad renik di udara :
Jasad renik yang terbawa debu dan inti tetesan akan kehilangan daya tahan dalam udara. Pada umumnya jasad renik diudara (misal : Mycobacterium tuberculosis) lebih tahan keadaannya daripada jasad renik yang biasa terdapat dalam air misal E.coli.
III. Mikroorganisme Dalam Air Susu
a. Macam bakteri yang terdapat di dalam air susu
Bakteri yang hampir selalu ada didalam air susu adalah bakteri penghasil asam susu yang kebanyakan dari familia Lactobacteriaceae terutama Streptococcus lactis terdapat dalam jumlah besar pada suhu 37-50 C yang dapat menguraikan laktosa menjadi asam susu.
Lactobacillus lactis, Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes juga memfermentasi laktosa. Bakteri juga menghasilkan CO2 , H dan asam organik yang mengganggu mutu air susu.
b. Saprobakteri
Adanya bakteri yang menguraikan protein dapat menyebabkan busuknya air susu, misal : Proteus, Bacillus, Clostridium, Sarcina yang mana pertumbuhan spesies-spesies tersebut dihambat asam susu yang dihasilkan karena kegiatan bakteri lain.
Susu yang berlendir mengandung Alcaligenes viscolactis dan beberapa spesies yang biasa ada di dalam usus besar. Susu berwarna biru disebabkan oleh Pseudomonas syncyanea (berbiak cepat setelah air susu asam). Susu berwarna merah disebabkan oleh Serratia marcesceus atau spesies lain yang sejenis.
c. Bakteri Patogen
Air susu yang kemasukkan bibit penyakit menular merupakan sumber epidemi yang perlu pengawasan kesehatan lembu dan kesehatan pekerjanya. Bakteri patogen yang ada antara lain : Mycobacterium tuberculosis tipe bovine /human, Brucella abortus, Brucella melitensis, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus.
Penularan penyakit tersebut dapat dicegah dengan melakukan Pasteurisasi yang cermat dan jangan minum air susu yang masih mentah. Usaha pemerintah untuk mengamankan air susu adalah mengadakan pengawasan terhadap kebersihan kandang, kesehatan lembu, cara-cara memerah dan menjual air susu.
IV. Mikroorganisme Dalam Makanan
Bakteri Perusak Makanan :
Bakteri yang tumbuh didalam makanan mengubah makanan menjadi zat-zat organik yang berkurang energinya. Hasil metabolisme spesies-spesies tertentu digemari oleh manusia, misal : Sacharomyces cerevisiae menghasilkan alkohol, Acetobacter menghasilkan cuka.
Tetapi ada beberapa spesies yanh hasil metabolismenya merupakan eksotoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia bila masuk pencernaan berupa gejala keracunan seperti sakit perut, muntah-muntah dan diare.
Beberapa bakteri dapat tumbuh serta berkembang biak dengan biakannya, jika Makanan yang dihinggapinya mempunyai pH, kelembaban dan temperatur yang menguntungkan bagi kehidupannya. Toksin yang dihasilkan dapat berupa enterotoksin yang mengganggu alat pencernaan atau berupa neurotoksin yang mengganggu urat syaraf.
Toksin yang dihasilkan Clostridium botulinum mengganggu syaraf tepi. Dikenal racun Botulinum tipe A,B,C,D,E. Diduga Colstridium welchii dan Clostridium perfringens juga menghasilkan botulinum. Staphylococcus aureus menghasilkan toksin stapfilolisin yang menyebabkan gangguan perut. Pseudomonas cocovenenans menghasilkan toksin asam bongkrek pada tempe bongkrek.
Makanan merupakan perantara yang baik bagi menularnya bakteri patogen misal : Disentri, tiphoid, kolera dsb. Dapat berjangkit pada seseorang setelah memakan makanan yang mengandung bibit penyakit. Adanya vektor seperti lalat, semut dan serangga lainnya dapat membawa bakteri Shigella dysentriae, Salmonella typhosa, Vibrio comma dsb.
V. Mikroorganisme Dalam Tanah
Tanah Sebagai medium :
Komponen-komponen anorganik dan organik merupakan substrat atau medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan populasi campuran :
1. Protozoa : Amoeba, Flagellata, Ciliata.
2. Bakteri : Clostridium, Rhizobium dsb.
3. Algae : Algae biru, Algae hijau dan Diatom
4. Jamur : Tingkat rendah (jamur lendir, berbagai ragi) dan Rhycomycetes dan Ascomycetes.
Pada umumnya mikroorganisme tsb lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah. makin masuk ke dalam tanah makin berkurang.
Bakteri dan jamur hidup sebagai saprofit dan menghancurkan bahan-bahan organik. Umumnya bakteri autotrof dan bakteri saproba merupakan populasi yang besar. Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain.
Satu golongan bakteri yang khas penghuni tanah dan memberi bau tanah adalah Streptomyces.
EFEK LINGKUNGAN PADA KUMAN
Faktor-faktor lingkungan yang paling mempengaruhi populasi kuman yaitu : Kadar anaerob, suhu, adanya laktosa sebagai gula utama dan pH.
-Efek kuman pada susu
1. Menjadi asam
Susu mentah / dipasteurisasi akan asam bila disimpan lama, terutama akibat pembentukan asam laktat (S.lactis / Lactobacillus). Banyak hasil susu yang sengaja dibuat menjadi asam (pembuatan susu mentega), mentega krim asam, yoghurt dan keju.
Bila E.coli atau E.aerogenes berkembang biak terjadi peragian campuran terdiri asam dan Butilen glikol yang kadar keasaman lebih sedikit daripada kuman asam laktat tetapi menghasilkan pembentukan gas dan bau-bau yang tidak enak.
2. Peragian abnormal
Semua perubahan yang disebabkan aktivitas jasad renik yang lain daripada menjadi asam misal : Gas pada golongan ragi / kuman ; pigmen pada kuman berpigmen ; Gum ; Sekresi renin (enzim koagulasi protein)
Pengendalian kuman dalam susu
A. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui susu
Ada 2 kelompok :
- Penyakit yang ditularkan melalui binatang
- Penyakit yang ditularkan orang terkena infeksi
1. Penularan dari binatang.
- Tuberculosa dan demam bolak-balik (Brucella)
- Infeksi Streptococcus golongan A, Salmonella, Staphylococcus aureus, Coxiella burnetti (demam Q) , kuman dapat dikeluarkan dari ambing langsung kedalam susu dengan mencapai kepadatan 103 / ml atau lebih.
2. Penularan dari orang yang terkena infeksi
- Susu yang tidak ditangani secara bersih setiap waktu dapat tercemar oleh debu / droplet yang mengandung kuman patogen.
- Kemungkinan besar infeksi langsung dari pekerja susu yang sakit.
- Penyakit yang sering ditularkan melalui susu yang tercemar adalah demam tifoid, Salmonellosis, Disentri, TBC, infeksi Streptococcus, Hepatitis infeksiosa.
B. Pengendalian Kuman Patogen dalam susu
- Pasteurisasi pada suhu 62 C selama 30 menit.
- Beberapa hasil susu dapat disimpan dalam lemari pendingin lebih lama, bila sebelumnya dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi untuk waktu yang sangat singkat (UHT) misal : 138 C selama 2 detik.
C. Standar Keamanan
Cara untuk menentukan apakah susu telah dipasteurisasi dengan baik adalah test Fosfatase. Penentuan kuantitatif aktivitas enzim Fosfatase dalam susu karena enzim lebih resisten daripada kuman patogen terhadap pasteurisasi. Susu juga dianalisa terhadap Koliform : MPN
MAKANAN
Sifat Lingkungan dan Populasi Kuman
a. Daging
Bagian dalam dari daging utuh biasanya steril kecuali bila binatang terinfeksi, Namun permukaan tercemar debu / penanganan pekerja, setiap jenis kuman yang dapat hidup pada organisme dapat ditemukan, termasuk yang berasal dari tanah, kotoran hewan dan manusia.
b. Daging Giling
Proses menggiling memasukkan kontaminan permukaan kedalam bagian dalam daging. Jumlah kuman pada daging giling begitu banyak mencapai jumlah 10 juta kuman / gram (jumlah maksimum).
c. Ikan
Secara umum sama dengan yang ada pada daging utuh tetapi populasi kuman banyak halofilik dan Psikrofilik dari laut. Fosforesensi ikan yang membusuk karena pertumbuhan kuman laut yang bercahaya pada permukaan (Achromobacter).
d. Kerang-kerangan
Tercemar pada masa penangkapan dan penjualan tetapi sebenarnya sudah mengandung kuman dari laut.
e. Buah-buahan dan Sayuran
Sayuran mudah tercemar permukaannya oleh kuman tanah. Buah-buahan mendapat kuman dari debu dan tangan-tangan pemetik. Jumlah sel kuman yang mengotori permukaan buah-buahan dan sayuran sangat luas variasinya. Misal :
– Permukaan daun sayuran yang tidak dicuci, jumlah kuman dapat setinggi 2 x 106 /g
– Permukaan tomat yang belum dicuci pernah ditemukan : 5 x 103 / cm. Pada tomat yang sudah dicuci : 4 – 7 x 102/ cm.
f. Telur
Kuman-kuman dapat masuk kedalam telur melalui ovarium / saluran telur yang terkena infeksi, bagian dalam telur biasanya steril. Permukaan telur segera tercemar setelah peneluran. Penetrasi dicegah oleh lapisan kering seperti getah pada permukaan. Kuman berasal dari tanah dan kotoran.
g. Roti
Tepung terigu pembuat roti mengandung KH polisakarida dan protein, lemak (ditambahkan dalam bentuk shortening). Hidrolisa polisakarida oleh sel ragi dan hidrolisa protein oleh enzim dalam tepung terigu merupakan campuran ideal bagi pertumbuhan kuman. Proses memanggang mematikan kuman tetapi tidak spora pada Bacillus, Clostridium dan jamur. Yang akan bertahan dan tumbuh menjadi biakan baru kecuali bila ditambahkan zat-zat pengawet.
-Efek lingkungan terhadap populasi kuman
Yang paling mempengaruhi pertumbuhan kuman adalah pH, air, potensial redoks, suhu, faktor-faktor yang memungkinkan penetrasi dan otolisa (mengakibatkan pencernaan polisakarida, protein dan lemak sehingga lebih mudah ditumbuhi kuman). Kadar cairan dari jenis-jenis makanan merupakan pembatasan yang utama bagi pertumbuhan kuman.
-Efek kuman pada makanan
Bakteriologi makanan dipusatkan pada pembusukan makanan dan penularan penyakit. Pembusukan adalah suatu proses yang menyebabkan makanan tidak pantas lagi untuk disantap oleh manusia. Bau-bau dan rasa tidak enak dihasilkan oleh kuman putrefactive, Jamur, beberapa jenis kuman yang menghasilkan lendir.
-Pengendalian kuman dalam makanan
Pencegahan Pembusukan dengan tindakan pengawetan :
1. Penyinaran dengan Sinar UV akan mengurangi pencemaran permukaan bahan makanan. Penyinaran dengan sinar gamma lebih efektif untuk memperpanjang masa simpan
2. Suhu rendah
3. Pengeringan
4. Panas pada suhu 121 C selama 15 menit untuk mematikan spora tahan panas.
5. Garam, konsentrasi garam yang tinggi menyebabkan kuman tidak dapat tumbuh.
6. Gula, gula konsentrasi tinggi memiliki tekanan osmotik yang terlalu tinggi untuk kebanyakan kuman, meskipun jamur masih dapat hidup.
7. Pengasapan
8. Pengawetan kimiawi
9. Asam
Pengendalian Kuman dalam Air
Berhubungan dengan tindakan sanitasi. Ada 3 masalah dihadapi :
- Sanitasi air minum
- Sanitasi kolam renang
- Penyaringan air kotor
A. Sanitasi Air Minum
Persediaan air minum dikota-kota besar dengan disaring dan diberi klor 0,5 bagian klor bebas untuk 1 juta bagian air yang dapat mematikan kuman patogen enterik. Sebelum diberi klor, sebagian besar kuman biasanya sudah dibuang dengan penyaringan melalui lapisan pasir.
B. Sanitasi kolam renang
Kecepatan pertukaran jasad renik patogen antara orang-orang di kolam renang, maka sanitasi kolam renang penting, hal ini dapat diatasi dengan mempertahankan konsentrasi klor bebas 0,5 bagian untuk tiap satu juta bagian. Kuman Staphylococcus bertahan lama daripada Koliform.
C. Penyaringan Air kotor
1. Penyaringan
2. Pembentukan endapan
3. Pencernaan Sludge
4. Pembuangan supernatan
Tidak ada komentar
Posting Komentar