Breaking News

ANALISA SPERMA


Sperma yang sering disebut juga mani atau semen adalah ejakulat yang berasal dari seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat, kelenjar2 lain dan sermatozoa (R.Gandasoebrata). Pemeriksaan sperma merupakan salah satu elemen penting dalam penilaian fertilitas atau infertilitas. Pemeriksaan sperma meliputi maksroskopis (hal-hal yang terlihat dengan mata telanjang), mikrospkopis, kimia dan imunologi.


Dari banyak hal tentang pemeriksaan sperma ini akang ingin lebih menekankan hal-hal yang perlu diketahui oleh calon pasien yang hendak melakukan pemeriksaan sperma. Sejujurnya banyak pria yang sering merasa tidak nyaman dengan adanya pemeriksaan sperma hal ini mengingat sperma merupakan produk cairan tubuh yang hanya bisa dikeluarkan sebagai puncak rasa birahi (orgasme). Tidak seperti cairan tubuh lain yang biasa diperoleh dengan cara yang menyakitkan yaitu disuntik seperti darah, cairan sumsum tulang, cairan otak maka cairan sperma ini dikeluarkan dengan cara “tidak menyakitkan”. Tidak semua pria dengan mudah bisa mengeluarkan sperma apalagi disebuah tempat yang cukup asing seperti rumah sakit atau laboratorium.
Sebenarnya hal ini tidak bisa menjadi alasan karena saat ini rumah sakit atau laboratorium biasanya telah menyediakan tempat yang dibuat sedemikian rupa agar pasien bisa melakukan proses mengeluarkan sperma dengan nyaman.

Gambar : Tahap awal spermatozoa menempel di sel telur.
Selain sedikit ulasan psikologis tentang pengumpulan sperma ini maka ulasan teknis yang harus diketahui oleh calon pasien adalah sebagai berikut:
  1. Sebelum menjalani pemeriksaan pasien diminta tidak melakukan kegiatan sexual selama 3-5 hari, termasuk dalam hal ini adalah mimpi basah.
  2. Pengeluaran ejakulat dilakukan pagi hari dan harus langsung diperiksa dalam waktu 60 menit sejak dikeluarkan dengan cara masturbasi atau onani.
  3. Tidak diperkenankan memakai kondom, pelicin, sabun dan lain-lain karena bisa melemahkan bahkan membunuh spermatozoa.
  4. Sperma ditampung dalam wadah bermulut lebar yang bersih dan kering . Wadah harus dapat ditutup dengan baik agar sperma tidak tumpah.
  5. Catat waktu pengeluaran sperma tepat hingga menitnya. Juga laporkan kepada petugas jika ada sampel yang tumpah.


Gambar : Spermatozoa mulai memasuki sel telur
Itulah hal-hal yang perlu diketahui oleh pasien yang hendak melakukan pemeriksaan sperma, jika segala petunjuk dilakukan dengan baik maka sample yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk sebuah pemeriksaan. Sedikit wawasan akan akang bagikan tentang analisa sperma ini yang biasa dilakukan di laboratorium.

Pemeriksaan sperma (lebih tepatnya analisis semen) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria. Pengertian semen berbeda dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental yang keluar dari alat kelamin pria saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan 'makhluk' kecil yang berenang-renang di dalam semen disebut sperma.
Analisis semen merupakan salah satu pemeriksaan tahap pertama untuk menentukan kesuburan pria. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan apakah ada masalah pada sistim produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang menjadi biang ketidaksuburan. Perlu diketahui, hampir setengah pasangan yang tidak berhasil memperoleh keturunan, disebabkan karena ketidaksuburan pasangan prianya.

Ada dua tahap penting pada pemeriksaan sperma, yaitu tahap pengambilan sampel dan tahap pemeriksaan sperma.
Pada tahap pengambilan sampel, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Pria yang akan diambil semennya dalam keadaan sehat dan cukup istirahat. Tidak dalam keadaan letih atau lapar.
2. Tiga atau empat hari sebelum semen diambil, pria tersebut tidak boleh melakukan aktifitas seksual yang mengakibatkan keluarnya semen. WHO bahkan merekomendasikan 2 – 7 hari harus puasa ejakulasi, tentunya tidak sebatas hubungan suami istri, tapi dengan cara apapun.
3. Semen (sperma) dikeluarkan melalui masturbasi di laboratorium (biasanya disediakan tempat khusus). Sperma kemudian ditampung pada tabung terbuat dari gelas.
4. Masturbasi tidak boleh menggunakan bahan pelicin seperti sabun, minyak, dll.
Sedangkan pada tahap kedua, dilakukan pemeriksaan sampel semen di laboratorium.

Beberapa hal yang diperiksa antara lain :
Hitung Sperma (Sperma Count)
Semen normal biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena menunjukkan kemampuan sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat pembuahan (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita).

Hasil pemeriksaan biasanya disajikan dalam istilah sebagai berikut :
• Polyzoospermia   : Konsentrasi sperma sangat tinggi
• Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml
• Hypospermia      : Volume semen < 1,5 ml • Hyperspermia : Volume semen > 5,5 ml
• Aspermia            : Tidak ada semen
• Pyospermia         : Ada sel darah putih pada semen
• Hematospermia   : Ada sel darah merah pada semen
• Asthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 40%. • Teratozoospermia : > 40% sperma mempunyai bentuk yang tidak normal
• Necozoospermia : sperma yang tidak hidup
• Oligoasthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 8 juta/ml 


Hasil pemeriksaan dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, yaitu : bentuk normal, kepala tidak normal, ekor tidak normal, dan sel sperma yang belum matang (immature germ cells, IGC). 
Gerakan Sperma (Sperm Motility) dikatakan normal jika 40% atau lebih sperma dapat bergerak normal. tetapi, beberapa pusat laboratorium mengatakan bahwa nilai normal adalah 60% atau lebih. 

Contoh kesimpulan dalam pemeriksaan sperma : 
 -Jumlah Sperma : Oligozoospermia 
 - Motilitas          : Nekrozoospermia 
 - Morfologi        : Teraozoospermia 
 - Viabilitas         : Buruk 
 -Viskositas        : Normal 

Hasil pemeriksaan sperma yang normal menurut WHO 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan nilai acuan untuk analisa sperma/air mani yang normal, sebagai berikut : 
1. Volume total cairan lebih dari 2 ml 
2. Konsentrasi sperma paling sedikit 20 juta sperma/ml 
3. Morfologinya paling sedikit 15% berbentuk normal 
4. Pergerakan sperma lebih dari 50% bergerak kedepan, atau 25% bergerak secara acak kurang dari 1 jam setelah ejakulasi 
5. Adanya sel darah putih kurang dari 1 juta/ml 
6. Analisa lebih lanjut (tes reaksi antiglobulin menunjukkan partikel ikutan yang ada kurang dari 10 % dari jumlah sperma)

Tidak ada komentar