PENGANTAR IMUNOLOGI
PENGANTAR
Kondisi sistem kekebalan tubuh
menentukan kualitas hidup. Dalam tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan
tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit juga prima. Pada
bayi yang baru lahir, pembentukan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan
memerlukan ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya
tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna.
Namun, pada orang lanjut usia, sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun.
Itulah sebabnya timbul penyakit degeneratif atau penyakit penuaan.
Sistem imun adalah sistem perlindungan
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel
kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.
FUNGSI SISTEM IMUN
Melindungi tubuh dari invasi penyebab
penyakit dengan menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi
asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam
tubuh, Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan
jaringan, Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. Dan Sasaran utama yaitu
bakteri patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel
plasma, makrofag, dan sel mast).
RESPON IMUN
Melalui 4 Tahap yaitu :
Deteksi dan mengenali benda asing,
Komunikasi dengan sel lain untuk berespons, Rekruitmen bantuan dan koordinasi
respons dan destruksi atau supresi penginvasi.
JENIS-JENIS SISTEM IMUN
1. Sistem imun non spesifik ,natural atau sudah ada dalam tubuh (bawaan ).
Merupakan pertahanan tubuh terdepan
dalam melawan mikroorganisme. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan
terhadap mikroorganisme tertentu.
Terdiri dari:
a) Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir , silia saluran
pernafasan, batuk, bersin akan mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam
tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak
oleh asap rokok akan meninggikan resiko infeksi.
b) Pertahanan
biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran
nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, spermin dalam semen,
mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi. asam
HCL dalam cairan lambung , lisozim dalam keringat, ludah , air mata dan air
susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif dengan
menghancurkan dinding selnya. Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam
neuraminik yang mempunyai sifat antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus.
Lisozim yang dilepas oleh makrofag
dapat menghancurkan kuman gram negatif dan hal tersebut diperkuat oleh
komplemen. Laktoferin dan transferin dalam serum dapat mengikat zan besi yang
dibutuhkan untuk kehidupan kuman pseudomonas.
c) Pertahanan
humoral
Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan
pada pertahanan tubuh secara humoral. Bahan-bahan tersebut adalah:
Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif
bakteri dan parasit karena:
·
Komplemen dapat
menghancurkan sel membran bakteri
·
Merupakan
faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri
·
Komponen
komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan
makrofag untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi).
Interferon
Adalah suatu glikoprotein yang
dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang mengandung nukleus dan dilepaskan
sebagai respons terhadap infeksi virus. Interveron mempunyai sifat anti virus
dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus sehingga
menjadi resisten terhadap virus. Disamping itu, interveron juga dapat
mengaktifkan Natural Killer cell (sel NK). Sel yang diinfeksi virus atau
menjadi ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya. Perubahan tersebut
akan dikenal oleh sel NK yang kemudian membunuhnya. Dengan demikian penyebaran
virus dapat dicegah.
C-Reactive Protein (CRP)
Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan
dapat mengaktifkan komplemen. CRP dibentuk oleh badan pada saat infeksi. CRP
merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat (100 x atau lebih) setelah
infeksi atau inflamasi akut.
CRP berperanan pada imunitas non
spesifik, karena dengan bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul
yang terdapat pada banyak bakteri dan jamur.
d) Pertahanan
seluler
Fagosit/makrofag dan sel NK berperanan
dalam sistem imun non spesifik seluller.
Fagosit
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat
melakukan fagositosis tetapi sel utama yang berperaan dalam pertahanan non
spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) serta sel
polimorfonuklear seperti neutrofil.
Dalam kerjanya sel fagosit juga
berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik. Penghancuran kuman
terjadi dalam beberapa tingakt sebagai berikut:
Kemotaksis, menangkap, memakan
(fagosistosis), membunuh dan mencerna. Kemotaksis adalah gerakan fagosit
ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai factor sperti produk bakteri
dan factor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi komplemen. Antibody seperti
pada halnya dengan komplemen C3b dapat meningkatkan fagosistosis
(opsonisasi). Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh
fagosit untuk kemudian dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya
reseptor untuk fraksi Fc dari immunoglobulin pada permukaan fagosit.
Natural Killer cell (sel NK)
Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi
dan tidak mempunyai cirri sel limfoid dari siitem imun spesifik, maka karenan
itu disebut sel non B non T (sel NBNT) atau sel poplasi ketiga.
Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau
sel neoplasma dan interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan
dan efeksitolitik sel NK.
2. Sistem imun spesifik atau adaptasi.
Mempunyai kemampuan untuk mengenal
benda asing. Benda asing yang pertama kali muncul dikenal oleh sistem imun
spesifik sehingga terjadi sensitiasi sel-sel imun tersebut. Bila sel imun
tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda asing yang
terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian akan dihancurkan olehnya. Oleh
karena sistem tersebut hanya mengahancurkan benda asing yang sudah dikenal
sebelumnya, maka sistem itu disebut spesifik.Sistem imun spesifik dapat bekerja
sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya, tetapi umumnya terjalin
kerjasama yang baik antara antibodi, komplemen , fagosit dan antara sel T
makrofag.
Sistem imun
spesifik ada 2 yaitu :
a) Sistem imun
spesifik humoral
Yang berperanan dalam sistem imun
humoral adalah limfosit B atau sel B. sel B tersebut berasal dari sel asal
multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda asing maka sel tersebut akan
berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat menbentuk zat anti
atau antibody. Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam serum. Funsi utama
antibody ini ialah untuk pertahanan tehadap infeksi virus, bakteri
(ekstraseluler), dan dapat menetralkan toksinnya.
b) Sistem imun
spesifik selular
Yang berperanan dalam sistem imun
spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T. sel tersebut juga berasal dari
sel asal yang sama dari sel B. factor timus yang disebut timosin dapat
ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormon asli dan dapat memberikan
pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda dengan sel B , sel T
terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai fungsi berlainan. Fungsi utama
sel imun spesifik adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup
intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan.
Imunitas
spesifik dapat terjadi sebagai berikut:
Alamiah :
·
Pasif
Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan
antibody atau sel darah putih yang disensitisasi dari badan seorang yang imun
ke orang lain yang imun, misalnya melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke
anak.
·
Aktif
Imunitas alamiah katif dapat terjadi
bila suatu mikoorgansme secara alamiah masuk kedalam tubuh dan menimbulkan
pembentukan antibody atau sel yang tersensitisasi.
Buatan :
·
Pasif
Imunitas buatan pasif dilakukan dengan
memberikan serum, antibody, antitoksin misalnya pada tetanus, difteri,
gangrengas, gigitan ular dan difesiensi imun atau pemberian sel yang sudah
disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar.
·
Aktif
Imunitas buatan aktif dapat ditimbulkan
dengan vaksinasi melalui pemberian toksoid tetanus, antigen mikro organism baik
yang mati maupun yang hidup.
KESIMPULAN
Sistem imun adalah sistem perlindungan
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel
kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.
IKHTISAR (RINGKASAN)
APA ITU IMUNOLOGI
- Imunologi: Ilmu yang mempelajari tentang sistem imun tubuh
- Sistem imun : Semua mekanisme yg digunakan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yg dpt ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup
- Lingkungan: fisik, kimia, biologi
- Sistem imun alamiah/ non spesifik/ nature/ innate
- Sistem imun didapat/ spesifik/ adaptif/ acquired
- Sifat non spesifik: artinya memberikan perlindungan kepada semua bahan/lingkungan yg mengancam tubuh
- Didapat sejak lahir
- Respon cepat artinya tidak perlu waktu untuk mengenal antigen
- Dibedakan 3 macam
- Fisik
- Larutan
- Seluler
- Fisik / Mekanik
- Kulit
- Selaput lendir
- Silia
- Batuk
- Bersin
- Biokimia: Asam lambung, Saliva, Cairan vagina
- Humoral: Komplemen, Interferon, C-Reaktif Protein
- Fagosit: Leukosit (Neutrofil, Eosinofil, Monosit, Makrofag)
- Sel Nol (Large Granular Lymphocyte): Natural Killer Cell (sel NK), Killer Cell (sel K)
- Sel Mediator: Basofil, Mastosit, Trombosit
- Sifat spesifik: artinya memberikan perlindungan hanya kepada jenis antigen tertentu, tidak untuk yg lainya.
- Diperoleh dengan jalan: imunisasi, sakit, atau dari ibu lewat plasenta, ASI
- Untuk mendapatkanya perlu waktu, artinya tubuh perlu mengenal dulu antigen tsb kemudian sel imun mengalami sensitifasi untuk memproduksi kekebalan
- Kekebalan baru berfungsi, pada saat terpapar antigen yg kedua
MACAM SISTEM IMUM SPESIFIK
- Humoral: Limfosit B disebut juga sel B, berfungsi membentuk antibodi
- Seluler: Limfosit T disebut juga sel T, berfungsi membunuh virus, jamur, parasit, keganasan
- Sistem Limfoid: Kel. Timus, Limpa, kel. Limfe (tonsil)
- MALT (Mucosal Associated Lymphoid Tissue), banyak terdapt dalam saluran nafas, cerna, genital
- SALT (Skin Associated Lymphoid Tissue) banyak terdapat dalam Keratinoid, melanosid, sel Langerhans, kolagen
REFERENSI
- Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
- Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
- Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
- Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI
- Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
- Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press
Tidak ada komentar
Posting Komentar