Breaking News

WASPADA BAHAYA HEPATITIS


http://drugline.org/img/ail/3084_3107_3.jpg

BAHAYA HEPATITIS
 
HEPATITIS adalah penyakit yang gejalanya jarang diperhatikan oleh seseorang. Beberapa orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki infeksi hati sampai mereka sudah sakit parah.

Ini adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia, latar belakang pekerjaan, etnis atau gaya hidup.


Seperti yang dilansir Health24, sekitar 1 juta orang di Jerman diperkirakan mengidap penyakit ini pada populasi 82 ??juta orang. Hal ini sesuai dengan analisa Heiner Wedemeyer, anggota dari Yayasan Hati Jerman dan dokter di Hanover Medical School Departemen Gastroenterologi, Hepatologi dan Endrocrinology. "Sedikitnya setengah dari mereka tahu bahwa mereka terinfeksi," katanya.

Gejala umum hepatitis adalah sakit, kelelahan, menguningnya kulit dan mata (jaundice), dan mual. Semua jenis hepatitis menyebabkan peradangan hati. Jika kasus hepatitis terdeteksi terlambat atau telah menjadi kronis, akan muncul bekas luka pada hati. Kondisi ini, disebut sirosis, yang membatasi kemampuan fungsi hati.

“Kanker sel-sel hati dapat berkembang pada jaringan bekas luka sehingga tujuan pengobatan hepatitis adalah untuk mencegah sirosis dan kanker hati,” katanya.

Virus Hepatitis A ditemukan pada kotoran dan biasanya ditularkan melalui air yang terkontaminasi atau makanan. "Hepatitis A selalu menyembuhkan sendiri. Orang dengan penyakit hati tidak bisa melupakannya begitu mudah. Namun infeksi dapat dicegah dengan vaksin hepatitis A dan kebersihan yang baik,” terang Wedemeyer.

Hepatitis B jauh lebih berbahaya daripada hepatitis A dan dapat menular melalui darah. Jenis hepatitis ini diketahui sebagai penyakit kelamin karena ditularkan terutama melalui darah, air mani atau cairan tubuh lain saat berhubungan intim. Pencegahan dengan penggunaan kondom, terutama oleh orang-orang dengan banyak pasangan, dan vaksin hepatitis B yang biasanya ada dalam kombinasi dengan vaksin hepatitis A.

Sekitar 90% orang dewasa sehat sembuh dari hepatitis B. Wedemeyer mencatat bahwa obat yang tersedia yang menekan replikasi virus di hati sehingga infeksi tidak berkembang lebih lanjut. "Dengan demikian, kami mencegah titik akhir klinis yang berarti terjadinya sirosis dan kanker," katanya.

Seperti hepatitis B, hepatitis C adalah salah satu penyakit menular dalam daftar Organisasi Kesehatan Dunia yang harus segera diperangi di seluruh dunia. Dari semua jenis hepatitis, tipe C adalah salah satu yang paling sering menjadi kronis. Tapi hepatitis C jarang ditularkan selama hubungan seksual.

Kesembuhan tergantung pada subtipe virus hepatitis. Tipe C, infeksinya dapat disembuhkan dengan obat antara 40-90%. Wedemeyer memperkirakan tingkat kesembuhan jauh lebih baik dalam dua atau tiga tahun ketika inhibitor virus interferon bebas datang. “Tidak akan ada vaksin di masa mendatang,” katanya.

PERBEDAAN TIPE HEPATITIS

Hepatitis berarti peradangan atau pembengkakan liver atau hati. Hepatitis adalah penyakit berbahaya karena menyerang hati, yang merupakan organ penting dengan ratusan fungsi.
Ada lima virus penyebab hepatitis, yang diberi nama hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D dan hepatitis E. Walaupun kelima virus tersebut dapat menghasilkan gejala yang mirip dan memiliki efek yang sama, masing-masing memiliki keunikan dalam cara penularan dan dampaknya terhadap kesehatan.
Hepatitis biasanya disebutkan menggunakan salah satu dari dua istilah, “akut” atau “kronis”. Penyakit akut mempengaruhi seseorang untuk waktu yang singkat dan bisa sembuh dalam beberapa minggu tanpa efek berkelanjutan. Penyakit kronis berlangsung lama, kadang-kadang seumur hidup seseorang.

Hepatitis A

Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah.
Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali.
Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.

Hepatitis B

Pemberian Vaksin Hepatitis B
Pada bayi:
-Vaksinasi I: baru lahir s.d. 2 bulan
-Vaksinasi II: usia 1 s.d. 4 bulan
-Vaksinasi III: usia 6 s.d. 18 bulan
Pada orang dewasa:
Pada usia 18 tahun atau lebih, terutama untuk pengguna narkoba suntik, tenaga kesehatan, pasien HIV, pasien liver kronis, dll. Vaksin diberikan 3 kali dalam 6 bulan, yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6, atau pada bulan ke-0, 2, dan 4.
Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena, transfusi), peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan.
Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat (yang tidak mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini.
Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan adalah nyeri dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan ikterik. Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari program vaksinasi anak.

Hepatitis C

Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis.
Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari.
Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.
Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik). Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan sirosis. Saat ini belum ada vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C.

Hepatitis D

Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua virus hepatitis.
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis.
Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.

Hepatitis E

Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.


1 komentar

Unknown mengatakan...

thanks atas infonya, ditunggu artikel yang lainnya

http://obat-alami.info/obat-alami-hepatitis-b/