Breaking News

MATERI DASAR KIMIA KLINIK


 

A. PENGAMBILAN DARAH VENA
Darah vena diperoleh dengan jalan pungsi vena. Jarum yang digunakan untuk menembus vena itu hendaknya cukup besar, sedangkan ujungnya harus runcing , tajam dan lurus. Dianjurkan untuk memakai jarum dan semprit yang dispossible; semprit semacam itu biasanya dibuat dari semacam plastik.
Baik semprit maupun jarum hendaknya dibuang setelah dipakai, janganlah disterilkan lagi guna pemakaian berulang. Semprit yang banyak dipakai untuk pemeriksaan hematologi ialah yang mempunyai volume 2 dan 5 ml..
Dianjurkan pula menggunakan “ jarum –jarum steril “ ( Vacutainer, Venoject ) yakni jarum yang diperlengkapi dengan tabung gelas hampa udara; pada waktu melakukan pungsi vena, darah terisap ke dalam tabung itu. Alat ini dapat digunakan 1kali saja. Memakai jarum – tabung ini ada keuntungan tambahan karena darah yang diperoleh dalam keadaan tidak kecemaran.

a Pengambilan darah vena
Tujuan : Untuk mendapatkan darah vena dengan jalan punksi
Prinsip : Saat melakukan penusukan pada pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung semprit, dilanjutkan dengan menarik torak/ holder sampai volume darah yang dikehendaki.

Alat :
 Jarum dan semprit
Jarum harus cukup besar, ujungnya runcing, tajam dan lurus dan hendaknya dibuang setelah dipakai (dispossible)
 Tourniquet
Bila tidak ada tourniquet dapat digunakan pembalut dari tensimeter atau selang karet yang lunak (lebar ± 5 cm)
 Botol penampung darah
Kering dan tertutup, untuk keperluan mikrobiologi harus steril. Volumenya tidak terlalu besar untuk jumlah darah yang akan ditampung dan diberi label.
 Kapas bersih beralkohol 70 % sebagai desinfektan
 Bantalan
Sebagai pengganal atau penopang tangan (jika doperlukan)
Lokalisasi : Vena yang cukup besar dan letaknya superficial
Orang dewasa : vena difosa cubiti
Anak-anak dan bayi :
 Vena jugularis Externa (lebar)
 Vena Femoralis (paha)
 Vena Sinus sagitalis Suferior (kepala)
Prosedur kerja :
1. Alat-alat yang diperlukan disiapkan
2. Keadaan pasien diperiksa, diiusahakan pasien tenang begitu pula petugas (phlebotomis)
3. Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena yang tidak terlihat dibantu dengan palpasi
4. Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap adanya peradangan, dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi hasil pemeriksaan.
5. Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan kering
6. Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan
7. Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak
8. Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 45o – 60o sampai ujung jarum masuk lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan masuknya darah keujung semprit
9. Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang diinginkan
10. Torniquet dilepas
11. Kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu jarum ditarik
12. Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 – 2 menit
13. Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah dimasukkan kedalam botol penampung melalui dinding secara perlahan. Bila menggunakan anticoagulant, segera perlahan-lahan dicampur

Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan, maksud beserta tujuannya
2. Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar digunakan
3. Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam, usaha coba-coba dilarang untuk dilakukan
4. Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat mengakibatkan hemokonsentrasi setempat
5. Hematoma, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit disekitar tusukkan akan terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri, perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan air hangat beberapa menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang

b Pengambilan darah vena dengan menggunakan venaject/vacutainer
Tujuan : Untuk mendapatkan darah vena dengan jalan punksi
Prinsip : Saat melakukan penusukan pada pembuluh darah vena, darah akan masuk pada tabung hampa udara sampai volume darah yang dikehendaki.
Alat :
1. Jarum khusus ukuran 20 – 22 gauge ; steril
2. Holder/ Adapter
3. tabung vakum (2 – 15ml) dengan tutup berwarna beda :
a. Ada yang steril dan tidak steril
b. Ada yang tanpa zat tambahan dan dengan zat tambahan
 Antikoagulant : EDTA, Heparin
 Anti glikolitik : NaF, Asam Iodo Asetat, dll
4. Tourniquet
Bila tidak ada tourniquet dapat digunakan pembalut dari tensimeter atau selang karet yang lunak (lebar ± 5 cm)
5. Botol penampung darah
Kering dan tertutup, untuk keperluan mikrobiologi harus steril. Volumenya tidak terlalu besar untuk jumlah darah yang akan ditampung dan diberi label.
6. Kapas bersih beralkohol 70 % sebagai desinfektan
7. Bantalan
Sebagai pengganal atau penopang tangan (jika dierlukan)

Lokalisasi : vena yang cukup besar dan letaknya superficial
Orang dewasa : vena difosa cubiti
Anak-anak dan bayi :
 Vena jugularis Externa (lebar)
 Vena Femoralis (paha)
 Vena Sinus sagitalis Suferior (kepala)

Prosedur kerja :
1. Alat-alat yang diperlukan disiapkan
2. Keadaan pasien diperiksa. diusahakan pasien tenang begitu pula petugas (phlebotomis)
3. Pasien diposisikan dalam keadaan duduk atau berbaring, pasien dilarang makan/ minum
4. Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena yang tidak terlihat dibantu dengan palpasi
5. Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap adanya peradangan, dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi hasil pemeriksaan.
6. Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan kering
7. Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan
8. Kulit diatas vena ditegakkan dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak
9. Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 15o – 30o sampai ujung jarum masuk lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan dorong tabung vakum kedalam holder sehingga darah masuk kedalam tabung sampai kevakuman habis
10. Jangan bergerak selama jarum masih berada dalam vena
11. Torniquet dilepas dan pasien diperintahkan membuka kepalan lengannya
12. Lepas tabung dari jarum dan dorong tabung vakum lain jika volume darah yang diinginkan belum cukup
13. Kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu jarum ditarik
14. Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 – 2 menit
15. Jarum ditutup lalu dilepaskan dari holder,
16. Tabung vakum diberi label sesuai identitas pasien

Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Lepas tutup jarum secara perlahan, jangan sampai ujung jarum menyentuh tutupnya, sebab jarum dapat tumpul
2. Pasang tabung vakum pada holder secara kuat, dengan cara ibu jari kanan mendorong tabung sedangkan jari telunjuk dan jari tengah (kanan) tertumpu pada kedua sisi holder, ibu jari tangan kiri memegang holder dengan sedikit menekan agar holder tidak bergerak
3. Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan, maksud beserta tujuannya
4. Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar digunakan
5. Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam, usaha coba-coba dilarang untuk dilakukan
6. Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat mengakibatkan hemokonsentrasi setempat
7. Hematume, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit disekitar tusukkan akan terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri, perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan air hangat beberapa menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang

B. PENGGUNAAN MIKRO PIPET ATAU KLINIPET
Pipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan dalam volume tertentu dari suatu wadah ke wadah yang lain. Mikro pipet adalah pipet yang proses pengambilan dan pengeluarannya dilakukan secara otomatis tanpa menggunakan alat bantu isap. Mikro pipet biasanya digunakan untuk memindahkan larutan dengan volume 1 ml atau 1000 ul. Mikro pipet ini banyak digunakan dalam laboratorium klinik.

Cara kerja :
a. Pengambilan sampel
- Tip dimasasukkan pada ujung pipet bagian bawah
- Tip dibilas 1 kali dengan larutan sampel
- Bagian atas tombol pipet ditekan sampai tanda berhenti pertama
- Tip pipet dimasukkan ke dalam larutan sampel  2 – 3 mm
- Secara perlahan – lahan dilepaskan kembali tombol pipet bagian atas kebagian semula
- Pipet diangkat perlahan – lahan dan dilap bagian luar dengan tisue.
b. Pengeluaran sampel
- Tip pipet diletakkan pada bagian bawah dinding wadah
- Bagian atas tombol ditekan sampai tanda berhenti pertama kemudian dilanjutkan sampai Tanda berhenti kedua/akhir
- Dihapuskan kembali tip pipet pada dinding wadah
- Secara perlahan – lahan tombol pipet bagian atas dilepas ke posisi semula
- Pipet diangkat dari dalam wadah
- Tip pipet dilepaskan dari ujung pipet dengan menekan tombol pengeluaran tip.

c. Kalibrasi
Untuk mengukur volume pipet, perlu dilakukan kalibrasi secara berkala. Kalibrasi dianjurkan dengan menggunakan aquabidest. Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui nilai ketepatan dan penyimpangan.

d. Perawatan
• Pengecekan terhadap ketepatan posisi corong tangkai pipet, stel kembali bila diperlukan
• Secara perlahan bagian penghisap digosok dengan silicon oil terutama setelah dibersihkan dan apabila gerakannya tidak sempurna
• Volume pipet diperiksa dengan cara kalibrasi
• Bagian piston diperiksa dan bagian lain dari jamur dan dari larutan organik yang masuk,apabila terkontaminasi cuci bagian dalam dari pipet dengan larutan deterjen atau larutan isopropil alkohol, kemudian dibersihkan dengan larutan aquabidest, dikeringkan maksimal pada suhu 120 C, apabila diperlukan lakukan sterilisasi pada suhu 121 C selama 20 menit.

C. SPEKTROFOTOMETER
Spektrofotometer digunakan untuk memperoleh deretan jarak gelombang yang kontinue, filter pada spektrofotometer adalah prisma atau kisi yang dapat menghasilkan spektrum. Pada spektrofotometri, baik dalam kawasan ultraungu dan cahaya yang terlihat maupun dalam kawasan infra merah, dimanfaatkan gejala absorbsi sinar cahaya oleh molekul atau atom. Pada spektrofotometer yang penting untuk diperhatikan ialah perbedaan antara spektrofotometer sinar tunggal dan spektrofotometer sinar ganda. Spektrofotometer sinar tunggal biasanya digunakan untuk kawasan ultra ungudan cahaya yang terlihat. Spektrofotometer sinar ganda dapat dipergunakan baik dalam kawasan ultra ungu dan cahaya yang terlihat maupun kawasan infra merah.

Prinsip : sinar yang masuk ( nyata, uv,infra merah ) diubah menjadi sinar monokromatis oleh monokromator dengan sistem lensa, sinar menjadi sejaja. Oleh diapragma intensitas sinar yang menyinari contoh atau sampel diatur. Cahaya yang diserap oleh sampel diubah menadi sinar listrik oleh fotosel dan besaran absorben akan terbaca pada galvanometer ( berupa meter atau digit )
Prosedur kerja :
- Alat dihubungkan dengan sumber listrikdan didiamkan dulu selama 15 menit agar stabil
- Panjang gelombang yang dikehendaki diatur dan dipilih filter yang sesuai dengan panjang gelombang ( misal 546 nm )
- Kuvet berisi blanko dimasukkan
- Kemudian absorben dizerokan dengan menekan tombol zero
- Kemudian kuvet dikeluarkan dan diganti dengan standar dan kemudian sampel
- Absorben standar dan sampel dicatat
- Kemudian kuvet dibersihkan dan spektrofotometer dibersihkan
- Setelah selesai spektrofotometer di off kan.

Hal yang harus diperhatikan :
- spektropotometer jangan diletakkan di tempat dengan resiko bergetar dan goyang.
- Ruangan tempat spektrofotometer minimal mempunyai AC umtuk menjaga kelembapan alat.
- Membersihkan spektrofotometer jangan menggunakan bahan yang bersifat korosif
- Spektrofotometer harus dihindarkan dari bahan – bahan yang bersifat korosif.
- Untuk menjaga kestabilan arus listrik maka hendaknya menggunakan stapol.


D. BROSUR KERJA / REAGEN KIT
Brosur kerja atau reagen kit sangat berguna bagi kita analis sebagai pedoman atau protap dalam bekerja. Karena di dalam brosur kerja atau reagen kit tersebut meliputi; no katalog, metode yang digunakan & prinsip reaksi, komposisi reagen, persiapan reagen dan stabilitas reagen, bahan pemeriksaan yang digunakan, prosedur kerja, perhitungan dan lain – lain. Bila kita membeli misalnya 1 kotak reagen glukosa maka akan kita temukan dalam kit glukosa tersebut adalah brosur kit glukosa dan didalamnya tercantum seperti hal yang diatas tadi.
No katalog : no katalog ini berfungsi untuk mempermudah kita mencari reagen yang mana yang digunakan dalam metode tersebut misalnya pada pemeriksaan trigliserida no katalog 10720 Merk HUMAN maka di dalam box reagen itu terdapat 14 x 10,7 ml reagen bufffer, dan untuk mempersiapkan reagen kerjanya maka 250 ul reagen enzim dimasukkan ke dalam reagen buffer dan dicampur.
Metode : cara pengerjaan atau dasar pemeriksaan dalam kit ini misalnya metode kolorimetric enzimatik dan juga mencakup prinsip reaksi.
Komposisi reagen : adalah kandungan – kandungan reagen yang terdapat dalam kit tersebut misalnya pada kit kolesterol merk HUMAN standar 3 ml berisi cholesterol 200 mg/latau 5.17 mmol/l.
Persiapan reagen : sebagian kit ada yang perlu reagennya dicampur terlebih dahulu baru dipakai ada juga yang bisa langsung dipakai. Yang langsung bisa dipakai contohnya adalah reagen cholesterol Merk HUMAN, sedangkan yang disiapkanterlebih dahulu misalnya pemeriksaan trigliserida no katalog 10720 Merk HUMAN.
Stabilitas reagen : stabilitas reagen bermanfaat bagi kita dalam penyimpanan disana tercantum misalnya reagen stabil sampai mencapai batas kadaluarsa sebelum dibuka segelnya jika disimpan pada suhu 2 – 8 C. tetapi reagen yang sudah terbuka stabil selama 2 minggu pada suhu 15 – 25 C, hindari adanya kontaminasi ( pemeriksaan kolesterol Merk HUMAN )
Bahan / sampel : adalah sampel yang akan digunakan digunakan dalam metode tersebut misalnya serum atau plasma, atau plasma heparin atau plasma EDTA tergantung metode dan Merk.
Prosedur kerja : prosedur kerja berisi langkah – lang kah dalam bekerja meliputi resep reagen yang digunakan, panjang gelombang yang digunakan , waktu inkubasi dan lain – lain.
Perhitungan : adalah cara kita mendapatkan hasil berapa kadarnya dengan perhitungan dan rumus, tetapi sekarang dengan spektrofotometer yang canggih kita cuma memasukan faktor keluar hasilnya dalam mg/dl tidak perlu kita kalkulasikan lagi.
Interpretasi klinis : ini meliputi nilai normal yang dianjurkan, nilai inipun tergantung dari merk dan metode yang digunakan.
Lain – lain : misalnya pada pemeriksaan kolesterol merk HUMAN ada catatan sbb; test tidak dianjurkan bila ada dengan hemoglobin dengan kadar 200 mg/dl atau oleh bilirubin dengan kadar sampai 5 mg/dl; reagen berisi sodium azide sebagai preservatif ( 0,05 %) jangan diaduk dan kontak kulit dan membran mukosa dihindari.

DAFTAR PUSTAKA
Penuntun laboratorium klinik, Gandasoebrata. R, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta 1995
Dasar – dasar Ilmu Instrumen, O.G Brink dkk.
Instrumen Laboratorium Kesehatan, Pusdiknakes, 1989

Tidak ada komentar